polisi malaysia mengatakan mereka sudah membebaskan 32 masyarakat filipina bersenjata dan ditangkap awal pekan ini atas tuduhan mencoba supaya bergabung melalui gerilyawan di negara bagian timur, tutur catatan media, jumat.
kepala kepolisian negara pihak sabah hamza taib dikutip oleh media malaysia menungkapkan, 32 orang ingin dideportasi kembali ke filipina sesudah para penyelidik menyimpulkan mereka tak memiliki hubungan melalui serangan dan tengah berlangsung.
lebih dari 200 pengikut bersenjata sultan sulu mendarat dalam negara bagian sabah pada pulau kalimantan dalam februari, menghidupkan terserah klaim lahan berabad-abad oleh kesultanan sulu dan lama mati, dan sekarang bermarkas selama filipina selatan.
pertempuran antara gerilyawan dan pasukan keamanan sudah menewaskan sedikitnya 68 masyarakat filipina serta 10 personel keamanan malaysia, papar pihak berwenang.
Informasi Lainnya:
tetapi hamza mengatakan polisi memutuskan bahwa 32 pihak, dan tertangkap pada kapal motor kayu dari sabah bersenjatakan senapan dan parang, merupakan pihak daripada Satu tim kampanye agar pemilihan wali kota di filipina selatan dan kapalnya telah menyimpang dari jalur.
mereka yang masuk secara ilegal ke sabah membawa senjata ingin ditahan serta diselidiki ... meskipun kita hapal bahwa pada filipina, orang-orang tersebut dapat saja mempunyai senjata juga serta senjata bisa kita sediakan seperti telepon seluler, kata hamza dikutip dengan website surat kabar malaysia the star.
pihak berwenang masih mencoba supaya menghalau beranjak sisa-sisa gerilyawan dan tersebar dan simpatisan mereka supaya mengakhiri memburuknya krisis keamanan di pilihan tahun terakhir.
selama berabad-abad, orang telah pindah bolak-balik melintasi perbatasan laut dan memisahkan sabah serta pihak selatan yang berdekatan filipina, digemari dengan pelanggaran hukum juga pemberontakan.
serbuan-serbuan sabah sudah mempunyai sentimen memanas selama kedua pihak, dengan malaysia marah dengan pelanggaran wilayah, ternyata banyak pihak dalam filipina yang menyuarakan dukungan kepada para gerilyawan.